Srat!
Tepat di depan Beni, seorang pengendara sepeda motor menjambret tas milik
seorang ibu-ibu pejalan kaki. Ibu-ibu tersebut berteriak minta tolong, namun
keadaan yang sepi membuat si penjambret leluasa kabur.
Masih
dalam pandangan, Beni langsung memacu kencang sepeda motornya. Hingga daerah
keramaian, Beni masih bisa melihatnya; namun si penjambret berhasil lolos
setelah memasuki wilayah pemukiman. Tidak bisa menemukannya, Beni memilih
pulang; tapi bensin yang hampir kosong mengharuskannya mampir dulu ke sebuah
SPBU.
Di SPBU,
dia malah jengkel karena antrian yang panjang, dan adanya orang-orang 'elite'
yang tidak mengantri, ditambah asap dari sebuah truk pabrik.
Tiba-tiba
matanya kemudian tertuju pada seorang gadis yang sedang berdiri di ujung.
“Cantik
sekali...”
Hatinya
yang tadi sumpek, seketika menjadi adem.
***
Dua hari
kemudian, Beni kembali melalui jalan tadi untuk memata-matai jika jambret
tersebut muncul lagi. Masih penasaran dengan si gadis, dia menuju SPBU kemarin.
Betapa
senangnya Beni dapat melihat kembali si gadis. Dia ingin berkenalan, tapi belum
berani. Keesokan harinya pun sama, hanya melihat dari kejauhan sambil mengagumi
pesonanya.
***
Hari
keempat, Beni memberanikan diri untuk berkenalan dengan si gadis. Tapi
sayangnya gadis tersebut tidak ada disana.
Hari
kelima dan keenam, masih belum menyerah, dia kembali kesana, tapi gadis
tersebut masih tidak ada juga.
Hari
ketujuh semangatnya hampir hilang, tapi menyerah bukanlah pilihannya. Di hari
ini akhirnya dia dapat melihat si gadis.
Beni
turun dari sepeda motornya, lalu menghampiri si gadis. Rambutnya yang sedikit
acak-acakan dia rapikan oleh tangannya.
“Sore
neng.”
“Sore
juga, ada apa?”
“Sa...
saya... saya Beni.”
“Siapa
ya?”
“Iya
saya Beni... ummm... cuman mau kenalan aja.”
“Kenalan?
Apa ada yang penting sekali?”
“Pengen
tau aja nama eneng siapa, he...”
“Hmmm,
saya Nurlaela.”
“Oh
Nurlaela... dipanggilnya apa?”
“Lela.”
“Eh...
ehm... neng Lela, selama ini saya suka merhatiin eneng terus. Neng itu cantik,
anggun, kulitnya bersih terang, menimbulkan semacam perasaan sejuk gitu di hati
saya.”
“Oh
makasih, tapi ini judulnya acara gombal seperti di TV atau ngerayu gitu ya?”
“Enggak...
hehehe... pengen kenalan aja....”
“Ngomong-ngomong,
neng sepertinya sering sekali ada disini ya, ngapain sih neng?”
Nurlaela
tersenyum kecil. “Nungguin seseorang.”
“Seseorang?
Waduh... udah punya pacar dong? Atau jangan-jangan, udah punya suami?”
“Enggak,
saya sendiri kok, orang masih 19 tahun juga.”
“Owh,
lebih tuaan saya dong.”
“Hmmm...
gitu ya?”
“Iya,
hehe... jadi, nungguin siapa dong neng?”
“Saya lagi nungguin...”
“Ummm...”
“Nungguin temen saya tuh baru beres jam kerjanya, sekarang giliran
saya yang kerja.”
“Kerja apa gitu neng?”
“Ngeladenin orang yang mau ngisi bensin lah, kan saya kerja
disini, gimana sih akang ini.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar