Dor! Suara tembakan terdengar jelas menggelegar di udara.
Memecah keheningan malam itu.
Seorang lelaki berbadan tinggi besar berlari dengan cepat
menyusuri gang sempit, diikuti oleh dua orang lelaki lain yang memegang pistol
di tangannya.
Lelaki berbadan besar itu kemudian
menemui tembok di ujung gang. Begitupun di sebelah kanan-kirinya yang hanya
tembok tinggi.
“Tidak
ada jalan lagi Son... sekarang angkat tangan dan balikkan badanmu kesini!” Kata seorang lelaki yang
mengejarnya.
“Akhirnya,
setelah 3 tahun menjadi buronan, malam ini petualanganmu berakhir.” Tambah lelaki pengejar yang
satunya lagi.
Soni membalikkan badannya,
wajahnya terlihat datar, kemudian dia mengangkat tangannya perlahan.
Kedua polisi tadi masih
menodongkan pistol ke arahnya.
“Uuuh!
Bau apa ini?”
Kata seorang polisi itu.
Soni tersenyum kecil, “itu adalah bau [sensor] ku yang
menjadi senjata rahasia, hahaha!”
“Sialan!
Baunya... menusuk hidung, tenggorokan, dan paru-paruku!”
“Kurangajar
kamu Son! Baj... jing....”
Kedua polisi itupun ambruk tak
sadarkan diri ke tanah.
Soni melangkahi tubuh keduanya, kemudian pergi
dari tempat itu. Akhirnya dia kembali lolos dari kejaran polisi yang selalu
berusaha menangkapnya selama ini.