Mobil
sedan berwarna perak itu berhenti di depan sebuah gedung rumah sakit yang sudah
ditinggalkan. Dilihat dari arsitekturnya, berasal dari tahun 1970-an. Cuaca
yang mendung membuat suasana menjadi gelap meski hari masih jam 2 siang. Arman
dan seorang temannya keluar dari mobil, lalu masuk ke gedung tersebut.
Di
dalam, mereka menemukan hampir semua perabotan masih utuh, meski telah tertutup
debu dan sarang laba-laba.
“Sepertinya
rumah sakit ini ditinggalkan begitu saja.” Kata teman Arman.
“Benar,
bisa dibayangkan kepanikan saat itu.”Balas Arman.
Tiba-tiba,
terdengar suara langkah kaki yang berlarian menggema ke seluruh ruangan.
“Ya
ampun, suara apa itu?” Kata Arman.
“Sepertinya
ada yang tidak beres, ayo kita...”
Belum
selesai temanArman berbicara, duak! Pintu di belakang terbuka. Muncul banyak
orang berpakaian compang-camping berlarian ke arah mereka berdua sambil
berteriak, “tolong!”
“Aaah tidaaak!” Teriak Arman. Dia terbangun dari tidurnya.
“Sialan, ternyata hanya mimpi!”
Dia melihat ke jam dinding, “oh tidak, aku bisa dimarahi bos.”
Dengan kecepatan tinggi, dia segera mandi, berpakaian, sarapan,
lalu berangkat ke kantornya.
***
Sesampainya di kantor, Arman lega karena ternyata hari itu bos tidak
bisa hadir. Tapi dia merasa aneh dengan pemandangan yang ada, tidak ada satupun
keyboard yang terpasang ke setiap komputer.
“Jon, pada kemana semua keyboard komputer disini?” Tanya Arman.
“Eh, kamu tahu hari ini hari apa?”
“Hari Jumat?” Jawab Arman.
“Benar, dan sekarang itu adalah hari... hari tanpa keyboard!”
“Hah, aku baru dengar?” Arman keheranan.
“Ya memang bukan sedunia, hanya kantor ini saja. Ikuti saja yang
ada.”
Arman menggaruk-garuk kepalanya, “ini hari yang aneh, aku pasti
masih bermimpi.”
Tanpa banyak bicara, seharian Arman bekerja tanpa keyboard di
komputernya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar