Dalam kelelahan aku terduduk di depan
sebuah warung di suatu desa
Kusaksikan penduduknya mondar-mandir
dengan wajah sedih
Seperti tidak ada sedikitpun kebahagiaan
dalam hidup mereka
Cuaca yang mendung turut menjadikan tempat
ini suram
Aku bertanya kenapa mereka tampak sedih
Mereka menjawab dengan mengarahkan
telunjuk mereka
Mengarah pada sekumpulan orang-orang
yang sedang sibuk
Sibuk bersama mesin-mesin yang ribut
Kemudian aku kesana, dan akhirnya aku
tahu
Aku tahu apa yang membuat penduduk desa
ini bersedih
Orang-orang sibuk itu, mereka
mendatangkan kegelisahan dan kesedihan
Ke desa ini yang sebelumnya asri dan
tenteram
Orang-orang sibuk itu, mereka tidak
peduli pada kemanusiaan
Hanya peduli pada perut dan tempat duduk
sendiri saja
Mereka tidak peduli kebersamaan,
keindahan, dan perdamaian
Sama sekali tidak peduli
Akankah desa ini kembali seperti sebelum
aku menyebutnya: Desa Sedih?
Semoga saja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar