Hei kalian semua, lihatlah kemari...
Pada kami yang cantik ini...
Tidakkah pesonanya menarik hati...
Seperti gunung emas yang tinggi?
Ayolah... jangan membohongi diri...
Cintai... cintailah kami...
Jangan tunggu hari nanti...
Segeralah kalian semua kesini...
Jangan khawatir kami kan pergi...
Kami takkan beranjak dari sini...
Peluklah tubuh kami erat sekali...
Tak ada yang mesti ditakuti...
Rasanya kan nyaman sekali...
Ayolah... tunggu apa lagi...
Hidup hanya sekali...
Cintai... cintailah kami...
Ayo cintailah kami ini...
Kami ini, si kembar yang bernama...
Si Bodoh dan si Tolol...
Ayo cintailah kami ini....
Sabtu, 01 Juli 2017
Senin, 26 Juni 2017
Terus Membesar
Besar... terus membesar...
Kepalanya terus membesar...
Yang ditempati mahkota melingkar...
Tapi otak dan badannya tak membesar...
Dan ototnya tak mengekar...
Retakan telah memenuhi takhtanya...
Yang berlapis emas ditiap bagiannya...
Bertabur permata begitu berkilaunya...
Perlahan tenggelam dengan pastinya...
Kedalam tanah dibawahnya...
Orang-orang berdiri dihadapannya...
Orang-orang berucap ditelinganya...
Orang-orang menggoyangkan lengannya...
Namun bebukitan makanan disekelilingnya...
Mematikan mata, telinga, dan kulitnya....
Kepalanya terus membesar...
Yang ditempati mahkota melingkar...
Tapi otak dan badannya tak membesar...
Dan ototnya tak mengekar...
Retakan telah memenuhi takhtanya...
Yang berlapis emas ditiap bagiannya...
Bertabur permata begitu berkilaunya...
Perlahan tenggelam dengan pastinya...
Kedalam tanah dibawahnya...
Orang-orang berdiri dihadapannya...
Orang-orang berucap ditelinganya...
Orang-orang menggoyangkan lengannya...
Namun bebukitan makanan disekelilingnya...
Mematikan mata, telinga, dan kulitnya....
Jumat, 09 Juni 2017
Apa Yang Telah Kalian Tuliskan
Apakah itu yang telah kalian tuliskan?
Di pesawat-pesawat kertas yang telah kalian terbangkan...
Jauh kedalam angin yang berhembus tak beraturan...
Membawa ke tempat yang tak bisa ditentukan...
Apakah itu kan mewujudkan perdamaian?
Apakah itu kan mewujudkan pertikaian?
Semua itu kan jadi pertanggungjawaban...
Yang kan dibawa dihari pengadilan...
Jikalau hati masih ada kemanusiaan...
Maka sepantasnya menulis kebaikan...
Tak peduli sejauh mana kemampuan...
Tak peduli dimana kan tersampaikan....
Di pesawat-pesawat kertas yang telah kalian terbangkan...
Jauh kedalam angin yang berhembus tak beraturan...
Membawa ke tempat yang tak bisa ditentukan...
Apakah itu kan mewujudkan perdamaian?
Apakah itu kan mewujudkan pertikaian?
Semua itu kan jadi pertanggungjawaban...
Yang kan dibawa dihari pengadilan...
Jikalau hati masih ada kemanusiaan...
Maka sepantasnya menulis kebaikan...
Tak peduli sejauh mana kemampuan...
Tak peduli dimana kan tersampaikan....
Selasa, 06 Juni 2017
Siapakah Mereka
Siapakah mereka...
Yang mengendap-endap...
Dikegelapan malam...
Dan ditengah keramaian...
Membisikkan kata-kata...
Pada setiap telinga...
Menggerakkan jari-jari...
Pada setiap hati...
Tembok tinggi selalu bisa mereka lewati...
Hutan rimba selalu mampu mereka lalui...
Kekuatan jelas jadi karunia...
Tapi bersyukur tak pernah dikenal mereka....
Yang mengendap-endap...
Dikegelapan malam...
Dan ditengah keramaian...
Membisikkan kata-kata...
Pada setiap telinga...
Menggerakkan jari-jari...
Pada setiap hati...
Tembok tinggi selalu bisa mereka lewati...
Hutan rimba selalu mampu mereka lalui...
Kekuatan jelas jadi karunia...
Tapi bersyukur tak pernah dikenal mereka....
Sabtu, 06 Mei 2017
Dia Adalah Permata
Dia adalah permata...
Yang memancarkan cahaya...
Ditiap senyum indahnya...
Dia adalah permata...
Yang wajahnya menyejukkan...
Pada siapa yang memperhatikan...
Dia adalah permata...
Yang wangi tubuhnya...
Tinggal ditiap langkahnya...
Dia adalah permata...
Yang tiap ada dimana...
Selalu damaikan suasana...
Dia adalah permata...
Yang manis tutur katanya...
Tanpa lukai pendengarnya...
Dia adalah permata...
Yang tak pernah bertopeng...
Meski wajahnya ada coreng...
Dia adalah permata...
Yang selalu tinggalkan kenangan...
Yang sulit lenyap dari ingatan....
Yang memancarkan cahaya...
Ditiap senyum indahnya...
Dia adalah permata...
Yang wajahnya menyejukkan...
Pada siapa yang memperhatikan...
Dia adalah permata...
Yang wangi tubuhnya...
Tinggal ditiap langkahnya...
Dia adalah permata...
Yang tiap ada dimana...
Selalu damaikan suasana...
Dia adalah permata...
Yang manis tutur katanya...
Tanpa lukai pendengarnya...
Dia adalah permata...
Yang tak pernah bertopeng...
Meski wajahnya ada coreng...
Dia adalah permata...
Yang selalu tinggalkan kenangan...
Yang sulit lenyap dari ingatan....
Jumat, 05 Mei 2017
Sampaikan Salutku Ini
Sampaikan salutku ini wahai angin!
Pada mereka disana yang berjuang...
Dengan penuh ketulusan dalam dada...
Berani masuki badai hitam...
Bermandikan peluh campur darah...
Demi darah daging tersayang...
Demi belahan jiwa tercinta...
Seringkali air mengalir dari mata mereka...
Tapi segera menguap oleh panas tubuh...
Terkadang keputusasaan datang mendekati...
Tapi segera sirna oleh gaung jiwa...
Mereka adalah para kesatria...
Yang berani mempertaruhkan diri...
Demi orang lain yang dicintai...
Sampaikan salutku ini wahai angin!
Sampaikanlah!
Pada mereka disana yang berjuang...
Dengan penuh ketulusan dalam dada...
Berani masuki badai hitam...
Bermandikan peluh campur darah...
Demi darah daging tersayang...
Demi belahan jiwa tercinta...
Seringkali air mengalir dari mata mereka...
Tapi segera menguap oleh panas tubuh...
Terkadang keputusasaan datang mendekati...
Tapi segera sirna oleh gaung jiwa...
Mereka adalah para kesatria...
Yang berani mempertaruhkan diri...
Demi orang lain yang dicintai...
Sampaikan salutku ini wahai angin!
Sampaikanlah!
Senin, 24 April 2017
Kau Biarkan Itu
Kau biarkan itu mendekati dirimu...
Kau biarkan itu masuk kedalam bawah sadarmu...
Kau biarkan itu bersemayam dalam dirimu...
Kau biarkan itu menguasai seluruh jiwamu...
Mengatur bagaimana kau berpikir...
Mengatur bagaimana kau mengukir...
Mengatur kemana kau mengalir...
Menentukan seperti apa kau berakhir...
Kau biarkan itu begitu...
Ketika kau diberitahu tentang itu...
Kau segera berlalu...
Terkadang dengan gerutu...
Dan ketika itu telah tinggal menghabisimu...
Kau baru berlari kesana-sini tak menentu...
Sambil berteriak berharap ada yang membantu...
Namun semuanya telah terlambat bagimu....
Kau biarkan itu masuk kedalam bawah sadarmu...
Kau biarkan itu bersemayam dalam dirimu...
Kau biarkan itu menguasai seluruh jiwamu...
Mengatur bagaimana kau berpikir...
Mengatur bagaimana kau mengukir...
Mengatur kemana kau mengalir...
Menentukan seperti apa kau berakhir...
Kau biarkan itu begitu...
Ketika kau diberitahu tentang itu...
Kau segera berlalu...
Terkadang dengan gerutu...
Dan ketika itu telah tinggal menghabisimu...
Kau baru berlari kesana-sini tak menentu...
Sambil berteriak berharap ada yang membantu...
Namun semuanya telah terlambat bagimu....
Selasa, 18 April 2017
Takkan Pernah dan Takkan Mau
Mereka takkan pernah melakukan,
Seperti yang biasa mereka tuliskan,
Diatas kertas yang berjuta lembaran,
Dalam hari-hari ini kehidupan...
Mereka takkan mau mendengarkan,
Setiap kata yang bernama masukan,
Meski itu adalah ketulusan,
Dari yang memiliki kedekatan...
Karena itu... sudah tertanam...
Di pikiran mereka yang terdalam...
Sesuatu yang begitu mencengkram....
Seperti yang biasa mereka tuliskan,
Diatas kertas yang berjuta lembaran,
Dalam hari-hari ini kehidupan...
Mereka takkan mau mendengarkan,
Setiap kata yang bernama masukan,
Meski itu adalah ketulusan,
Dari yang memiliki kedekatan...
Karena itu... sudah tertanam...
Di pikiran mereka yang terdalam...
Sesuatu yang begitu mencengkram....
Kamis, 13 April 2017
Beribu Kekagumanku Pada Mereka
Itukah yang mereka sebut rendah hati?
Ketika lidah sering menusuk hati...
Itukah yang mereka sebut rendah diri?
Ketika ketinggian selalu mereka cari...
Itukah yang mereka sebut kesusilaan?
Ketika merampas tiap hari dilakukan...
Itukah yang mereka sebut kejujuran?
Ketika topeng selalu mereka kenakan...
Itukah yang mereka sebut kelembutan?
Ketika merenggut tiap hari dilakukan...
Itukah yang mereka sebut ketulusan?
Ketika kebaikan senang mereka perhitungkan...
Bagaimana mereka mau mewujudkan persatuan?
Ketika mereka sendiri mengusahakan perpecahan...
Bagaimana mereka mau mewujudkan perdamaian?
Ketika mereka sendiri mengusahakan peperangan...
Bagaimana mereka mau mewujudkan persaudaraan?
Ketika mereka sendiri mengusahakan permusuhan...
Beribu kekagumanku pada mereka...
Yang mampu hidup dengan dua muka...
Dan beribu kekagumanku pada mereka...
Yang mampu hidup dengan dua jiwa...
Beribu kekagumanku...
Beribu kekagumanku...
Beribu kekagumanku pada mereka....
Ketika lidah sering menusuk hati...
Itukah yang mereka sebut rendah diri?
Ketika ketinggian selalu mereka cari...
Itukah yang mereka sebut kesusilaan?
Ketika merampas tiap hari dilakukan...
Itukah yang mereka sebut kejujuran?
Ketika topeng selalu mereka kenakan...
Itukah yang mereka sebut kelembutan?
Ketika merenggut tiap hari dilakukan...
Itukah yang mereka sebut ketulusan?
Ketika kebaikan senang mereka perhitungkan...
Bagaimana mereka mau mewujudkan persatuan?
Ketika mereka sendiri mengusahakan perpecahan...
Bagaimana mereka mau mewujudkan perdamaian?
Ketika mereka sendiri mengusahakan peperangan...
Bagaimana mereka mau mewujudkan persaudaraan?
Ketika mereka sendiri mengusahakan permusuhan...
Beribu kekagumanku pada mereka...
Yang mampu hidup dengan dua muka...
Dan beribu kekagumanku pada mereka...
Yang mampu hidup dengan dua jiwa...
Beribu kekagumanku...
Beribu kekagumanku...
Beribu kekagumanku pada mereka....
Selasa, 11 April 2017
Mari Kita Sambut Hujan
Ayo kemarilah... kemarilah teman-teman sekalian...
Mari kita semua sambut ini hujan...
Tapi bukan dengan bermacam tarian...
Ataupun dengan banyak nyanyian...
Namun marilah kita ucapkan rasa syukur kita...
Pada Tuhan Yang Maha Kuasa...
Dan jangan sekalipun mengutuk pemberian-Nya...
Karena tanpa air segalanya percuma...
Lihatlah langit diatas kita...
Betapa banyak air tak terkira...
Betapa tak terhitung kasih sayang-Nya...
Dan betapa tak terbatas kekuatan-Nya....
Mari kita semua sambut ini hujan...
Tapi bukan dengan bermacam tarian...
Ataupun dengan banyak nyanyian...
Namun marilah kita ucapkan rasa syukur kita...
Pada Tuhan Yang Maha Kuasa...
Dan jangan sekalipun mengutuk pemberian-Nya...
Karena tanpa air segalanya percuma...
Lihatlah langit diatas kita...
Betapa banyak air tak terkira...
Betapa tak terhitung kasih sayang-Nya...
Dan betapa tak terbatas kekuatan-Nya....
Jumat, 07 April 2017
Arjuna Semu
Jangan, janganlah kamu terkesima pada itu Arjuna!
Karena itu bukanlah Arjuna yang sebenarnya...
Meski dia bisa mengeluarkan emas dari genggamannya,
Dia adalah setan yang sedang menyerupai rupanya...
Kalau kamu jatuh dalam pelukannya...
Kamu kan abadi dalam dunianya...
Dunia yang takkan membuatmu bahagia...
Dunia yang penuh derita di ujungnya...
Meski penuh bahagia di sebelumnya...
Lari... larilah dari sana!
Jauh-jauhlah kamu dari sana!
Lari... larilah tiap melihat dirinya!
Mengelaklah dari dirinya!
Percayalah, kamu takkan terkena nestapa...
Selama kamu menghindar darinya....
Karena itu bukanlah Arjuna yang sebenarnya...
Meski dia bisa mengeluarkan emas dari genggamannya,
Dia adalah setan yang sedang menyerupai rupanya...
Kalau kamu jatuh dalam pelukannya...
Kamu kan abadi dalam dunianya...
Dunia yang takkan membuatmu bahagia...
Dunia yang penuh derita di ujungnya...
Meski penuh bahagia di sebelumnya...
Lari... larilah dari sana!
Jauh-jauhlah kamu dari sana!
Lari... larilah tiap melihat dirinya!
Mengelaklah dari dirinya!
Percayalah, kamu takkan terkena nestapa...
Selama kamu menghindar darinya....
Carilah Pohon Itu
Kamu terlalu berharga tuk berdiri sendiri disana...
Dibawah awan-awan hitam yang memenuhi langit,
Mengeluarkan petir-petir menggelegar...
Dan dalam terpaan angin yang berhembus kencang,
Membawa butiran-butiran air dingin...
Sungguh berbahaya bagimu, sungguh...
Banyak hewan buas yang kan memangsamu...
Bau tubuhmu... dan panas tubuhmu,
Mereka dapat menciumnya... merasakannya...
Seharusnya kamu berteduh dibawah sebuah pohon...
Pohon rimbun yang berakar kuat...
Pohon rimbun yang berbuah banyak...
Pohon rimbun yang kan memberimu naungan...
Sungguh, kamu harus segera mencari pohon itu...
Jangan menunggu banyak waktu dan harapan...
Segeralah pergi dari sana, segeralah!
Dan kalau kamu sudah menemukannya...
Berlindunglah sampai matahari muncul kembali...
Dan angin sejuk berhembus ke seantero negeri...
Tapi, jangan pernah lupakan pohon tersebut...
Meski waktu telah berlalu dan berlalu...
Dan meski kamu sedang tak ada di negeri ini...
Berkunjunglah padanya tiap waktu menyediakanmu...
Dan rawatlah dia seperti dia pernah menaungimu....
Dibawah awan-awan hitam yang memenuhi langit,
Mengeluarkan petir-petir menggelegar...
Dan dalam terpaan angin yang berhembus kencang,
Membawa butiran-butiran air dingin...
Sungguh berbahaya bagimu, sungguh...
Banyak hewan buas yang kan memangsamu...
Bau tubuhmu... dan panas tubuhmu,
Mereka dapat menciumnya... merasakannya...
Seharusnya kamu berteduh dibawah sebuah pohon...
Pohon rimbun yang berakar kuat...
Pohon rimbun yang berbuah banyak...
Pohon rimbun yang kan memberimu naungan...
Sungguh, kamu harus segera mencari pohon itu...
Jangan menunggu banyak waktu dan harapan...
Segeralah pergi dari sana, segeralah!
Dan kalau kamu sudah menemukannya...
Berlindunglah sampai matahari muncul kembali...
Dan angin sejuk berhembus ke seantero negeri...
Tapi, jangan pernah lupakan pohon tersebut...
Meski waktu telah berlalu dan berlalu...
Dan meski kamu sedang tak ada di negeri ini...
Berkunjunglah padanya tiap waktu menyediakanmu...
Dan rawatlah dia seperti dia pernah menaungimu....
Selasa, 04 April 2017
Mereka yang Keluar di Malam yang Gelap
Mereka, keluar di malam yang gelap...
Mencari orang-orang yang terlelap...
Yang tak bisa berlaku tanggap...
Pada semangat mereka tuk menyantap...
Mereka, sulit tuk dilihat wajahnya...
Jubah dan topeng melindungi rupanya...
Gerakannya sungguh begitu kilatnya...
Dan suara begitu sedikit bersamanya...
Mereka, takkan pernah berani...
Tuk keluar diwaktu matahari...
Karena takut tuk dicari...
Dan karena takut pada mati...
Mereka, bekerja bukan demi hati...
Hanya untuk emas yang menanti...
Yang diberi oleh para misteri...
Yang sembunyi dibalik tirai besi....
Mencari orang-orang yang terlelap...
Yang tak bisa berlaku tanggap...
Pada semangat mereka tuk menyantap...
Mereka, sulit tuk dilihat wajahnya...
Jubah dan topeng melindungi rupanya...
Gerakannya sungguh begitu kilatnya...
Dan suara begitu sedikit bersamanya...
Mereka, takkan pernah berani...
Tuk keluar diwaktu matahari...
Karena takut tuk dicari...
Dan karena takut pada mati...
Mereka, bekerja bukan demi hati...
Hanya untuk emas yang menanti...
Yang diberi oleh para misteri...
Yang sembunyi dibalik tirai besi....
Satukanlah Jiwa dan Ragamu
Bung, kalau kau ingin perubahan...
Yang mana itu pada kebaikan...
Kemarilah, ikut dalam perjuangan...
Jangan hanya membanding-bandingkan...
Yang tiap hari kau ucapkan...
Karena, itu hanya bualan...
Yang kan jadi kebiasaan...
Kebiasaan dalam kejelekan...
Dan dapat datangkan kebencian...
Yang bisa berujung permusuhan...
Permusuhan yang pasti menghancurkan...
Bung, tak ada yang menyuruhmu...
Tuk berdiam diatas tanah ini...
Tanah yang kuanggap rumah sendiri...
Yang begitu indah berseri...
Bung, kalau jiwamu ada disana...
Kenapa ragamu tak bersamanya...
Tak seharusnya kau memisahkannya...
Segeralah kesana tuk menyatukannya...
Segeralah kau kesana bung, segera...
Dan janganlah kau menunggu waktu....
Yang mana itu pada kebaikan...
Kemarilah, ikut dalam perjuangan...
Jangan hanya membanding-bandingkan...
Yang tiap hari kau ucapkan...
Karena, itu hanya bualan...
Yang kan jadi kebiasaan...
Kebiasaan dalam kejelekan...
Dan dapat datangkan kebencian...
Yang bisa berujung permusuhan...
Permusuhan yang pasti menghancurkan...
Bung, tak ada yang menyuruhmu...
Tuk berdiam diatas tanah ini...
Tanah yang kuanggap rumah sendiri...
Yang begitu indah berseri...
Bung, kalau jiwamu ada disana...
Kenapa ragamu tak bersamanya...
Tak seharusnya kau memisahkannya...
Segeralah kesana tuk menyatukannya...
Segeralah kau kesana bung, segera...
Dan janganlah kau menunggu waktu....
Sabtu, 01 April 2017
Kita Masih Punya Masa Depan
Kau terbangun dari tidurmu...
Dengan nafas yang memburu...
Dan keringat membasahi tubuhmu...
Lalu kau menatap keluar jendela...
Dengan mata terbuka selebarnya...
Melihat pemandangan yang ada...
Kemudian kau berkata pelan,
Apakah ini semua kenyataan,
Ataukah hanya khayalan?
Kau tampar mukamu,
Kau cubit kulitmu,
Dan kau jewer telingamu...
Hanya untuk memastikan,
Apakah benar ini semua kenyataan...
Dan benar ini semua kenyataan...
Lalu kau menangis dalam sepi...
Berharap semua ini tak terjadi...
Dan berharap waktu dapat kembali...
Tapi semuanya telah terjadi...
Tangis darah pun takkan berarti...
Meski kau sambil menari...
Namun, janganlah berputus asa...
Karena kau tak sendiri disana...
Dan harapan belumlah sirna...
Sekarang sekalah air mata di wajahmu...
Dan beranjaklah dari kasurmu...
Lalu keluarlah dari rumahmu...
Dan lihatlah di kejauhanmu...
Ada mentari yang menunggu...
Tersenyum hangat menyinari dirimu...
Kau mesti mengetahui,
Bahwa kau tak sendiri...
Kau mesti mengetahui,
Bahwa kesempatan belum mati...
Dan kau mesti mengetahui,
Masa depan masih menanti...
Ayo kita kepalkan ini tangan...
Kearah langit yang berawan...
Katakanlah kita takkan berhenti melawan...
Selama masih nyata itu ancaman...
Yang merampas tiap kehidupan...
Jangan menyerah wahai kawan...
Ayo kita berjalan bersamaan...
Bersama kita satukan kekuatan...
Kita masih punya masa depan!
Dengan nafas yang memburu...
Dan keringat membasahi tubuhmu...
Lalu kau menatap keluar jendela...
Dengan mata terbuka selebarnya...
Melihat pemandangan yang ada...
Kemudian kau berkata pelan,
Apakah ini semua kenyataan,
Ataukah hanya khayalan?
Kau tampar mukamu,
Kau cubit kulitmu,
Dan kau jewer telingamu...
Hanya untuk memastikan,
Apakah benar ini semua kenyataan...
Dan benar ini semua kenyataan...
Lalu kau menangis dalam sepi...
Berharap semua ini tak terjadi...
Dan berharap waktu dapat kembali...
Tapi semuanya telah terjadi...
Tangis darah pun takkan berarti...
Meski kau sambil menari...
Namun, janganlah berputus asa...
Karena kau tak sendiri disana...
Dan harapan belumlah sirna...
Sekarang sekalah air mata di wajahmu...
Dan beranjaklah dari kasurmu...
Lalu keluarlah dari rumahmu...
Dan lihatlah di kejauhanmu...
Ada mentari yang menunggu...
Tersenyum hangat menyinari dirimu...
Kau mesti mengetahui,
Bahwa kau tak sendiri...
Kau mesti mengetahui,
Bahwa kesempatan belum mati...
Dan kau mesti mengetahui,
Masa depan masih menanti...
Ayo kita kepalkan ini tangan...
Kearah langit yang berawan...
Katakanlah kita takkan berhenti melawan...
Selama masih nyata itu ancaman...
Yang merampas tiap kehidupan...
Jangan menyerah wahai kawan...
Ayo kita berjalan bersamaan...
Bersama kita satukan kekuatan...
Kita masih punya masa depan!
Kamis, 30 Maret 2017
Jangan Pernah Lupakan
Kawan, ingatkah masa kita dahulu...
Saat tawa canda masih menyatukan...
Kita semua dalam kebahagiaan...
Yang mungkin tak tergantikan...
Dan sulit tuk dilupakan...
Kawan, ingatkah masa kita dahulu...
Saat hal bernama kekeluargaan...
Masih jadi suatu kebiasaan...
Dalam mengarungi samudra kehidupan...
Yang membawa kita ke persahabatan...
Tapi kawan, masa lalu tetaplah masa lalu...
Yang telah berlalu ditelan waktu...
Tapi kawan, masa lalu sudahlah jadi kenangan...
Yang telah tersimpan dalam ingatan...
Namun selalu ingatlah kawan...
Jangan sesekali pernah lupakan...
Masa lalu bisa bimbing masa depan...
Karena disana ada berjuta pelajaran....
Saat tawa canda masih menyatukan...
Kita semua dalam kebahagiaan...
Yang mungkin tak tergantikan...
Dan sulit tuk dilupakan...
Kawan, ingatkah masa kita dahulu...
Saat hal bernama kekeluargaan...
Masih jadi suatu kebiasaan...
Dalam mengarungi samudra kehidupan...
Yang membawa kita ke persahabatan...
Tapi kawan, masa lalu tetaplah masa lalu...
Yang telah berlalu ditelan waktu...
Tapi kawan, masa lalu sudahlah jadi kenangan...
Yang telah tersimpan dalam ingatan...
Namun selalu ingatlah kawan...
Jangan sesekali pernah lupakan...
Masa lalu bisa bimbing masa depan...
Karena disana ada berjuta pelajaran....
Selasa, 28 Maret 2017
Diatas Tempat Memori
Ini aku berdiri sendiri...
Diatas tempat memori...
Bersama angin yang menari...
Disore hari yang sepi...
Kulihat bayangan kita...
Yang bercanda tawa...
Berdua berbagi cerita...
Bertukar manisnya rasa...
Lalu bayangan itu menghilang...
Seperti burung-burung terbang...
Ke langit yang membentang...
Diterangi matahari petang...
Kini tinggal kesunyian yang ada...
Mengakhiri ini nostalgia...
Dan kuharap itu kembali ada...
Disini ditempat yang sama...
Meski tak dengan yang sama...
Karena dirimu telah bahagia...
Bersama yang baru disana....
Diatas tempat memori...
Bersama angin yang menari...
Disore hari yang sepi...
Kulihat bayangan kita...
Yang bercanda tawa...
Berdua berbagi cerita...
Bertukar manisnya rasa...
Lalu bayangan itu menghilang...
Seperti burung-burung terbang...
Ke langit yang membentang...
Diterangi matahari petang...
Kini tinggal kesunyian yang ada...
Mengakhiri ini nostalgia...
Dan kuharap itu kembali ada...
Disini ditempat yang sama...
Meski tak dengan yang sama...
Karena dirimu telah bahagia...
Bersama yang baru disana....
Rabu, 22 Maret 2017
Permintaan Kenyataan
Selalu ada waktu penyesalan...
Atas macam dosa yang telah dilakukan...
Tapi jangan rusak masa depan...
Dengan tak lakukan perubahan...
Janganlah resah kotornya lembar awal...
Karena lembar akhir masihlah bersih...
Janganlah kalian larut dalam sesal...
Karena mentari tetaplah harus diraih...
Seka air mata kalian kawan...
Jangan menyerah pada kenyataan...
Karena kenyataan meminta perjuangan...
Pada kalian demi masa depan....
Atas macam dosa yang telah dilakukan...
Tapi jangan rusak masa depan...
Dengan tak lakukan perubahan...
Janganlah resah kotornya lembar awal...
Karena lembar akhir masihlah bersih...
Janganlah kalian larut dalam sesal...
Karena mentari tetaplah harus diraih...
Seka air mata kalian kawan...
Jangan menyerah pada kenyataan...
Karena kenyataan meminta perjuangan...
Pada kalian demi masa depan....
Selasa, 21 Maret 2017
Penyadaran
Pertama kali ku bertemu denganmu...
Ucapan dan gerakanmu halus tiada dua...
Tapi setelah kujalani waktu bersamamu...
Kusadari kau ternyata bermuka dua...
Kau berkata kucing di depan...
Dan kau berkata anjing di belakang...
Senyumanmu begitu menyilaukan...
Dan itu hanya tuk tampang...
Kini maafkan aku yang berubah pikiran...
Oleh aslimu yang menyadarkan...
Kuharap kau pun sama denganku...
Sebelum akibat datang menemuimu....
Ucapan dan gerakanmu halus tiada dua...
Tapi setelah kujalani waktu bersamamu...
Kusadari kau ternyata bermuka dua...
Kau berkata kucing di depan...
Dan kau berkata anjing di belakang...
Senyumanmu begitu menyilaukan...
Dan itu hanya tuk tampang...
Kini maafkan aku yang berubah pikiran...
Oleh aslimu yang menyadarkan...
Kuharap kau pun sama denganku...
Sebelum akibat datang menemuimu....
Minggu, 19 Maret 2017
Kalian Belum Kalah
Tidak... katakanlah tidak pada yang mengatakan,
kalian kalah dalam ini peperangan...
Belum... belumlah kalah kalian,
karena peperangan belum terselesaikan...
Kalian hanya kalah dalam pertempuran,
masih ada kesempatan di hadapan...
Janganlah dekati keputusasaan...
Teruslah lakukan perjuangan...
Sampai titik darah penghabisan...
Karena masa depan,
kalian yang tentukan....
kalian kalah dalam ini peperangan...
Belum... belumlah kalah kalian,
karena peperangan belum terselesaikan...
Kalian hanya kalah dalam pertempuran,
masih ada kesempatan di hadapan...
Janganlah dekati keputusasaan...
Teruslah lakukan perjuangan...
Sampai titik darah penghabisan...
Karena masa depan,
kalian yang tentukan....
Sabtu, 18 Maret 2017
Yang Kuharapkan Pada Yang Di Kejauhan
Terduduk sendiri ditengah kesibukan,
orang-orang yang punya urusan...
Sinar sore menerangi jalan,
yang tepat ada dihadapan...
Kuharap pada yang di kejauhan,
tuk merasakan apa yang kurasakan...
Dan kuharap ketika dia merasakan,
dia kan memberiku pandangan...
Lalu nyata yang kuharapkan,
mata tajamnya memperhatikan...
Pada diriku di kejauhan,
yang sedang duduk sendirian...
Namun apa yang kuharapkan,
berubah jadi kekecewaan...
Karena dia lalu menunjukkan,
jari tengah dengan senyuman....
orang-orang yang punya urusan...
Sinar sore menerangi jalan,
yang tepat ada dihadapan...
Kuharap pada yang di kejauhan,
tuk merasakan apa yang kurasakan...
Dan kuharap ketika dia merasakan,
dia kan memberiku pandangan...
Lalu nyata yang kuharapkan,
mata tajamnya memperhatikan...
Pada diriku di kejauhan,
yang sedang duduk sendirian...
Namun apa yang kuharapkan,
berubah jadi kekecewaan...
Karena dia lalu menunjukkan,
jari tengah dengan senyuman....
Rabu, 08 Maret 2017
Lakukanlah dan Percayalah
Berteriaklah kalian sekeras-kerasnya...
Semampu pita suara yang kalian punya...
Pukulkanlah tangan kalian sekuat-kuatnya...
Semampu otot-otot yang kalian punya...
Terbangkanlah angan-angan yang kalian punya...
Sampai ke langit yang setinggi-tingginya...
Berharaplah sebesar dan sebanyak-banyaknya...
Percaya bahwa itu semua kan memperbaiki semuanya...
Namun kenyataannya memperburuk segalanya...
Dan tak ada satupun yang mempertanggung jawabkannya....
Semampu pita suara yang kalian punya...
Pukulkanlah tangan kalian sekuat-kuatnya...
Semampu otot-otot yang kalian punya...
Terbangkanlah angan-angan yang kalian punya...
Sampai ke langit yang setinggi-tingginya...
Berharaplah sebesar dan sebanyak-banyaknya...
Percaya bahwa itu semua kan memperbaiki semuanya...
Namun kenyataannya memperburuk segalanya...
Dan tak ada satupun yang mempertanggung jawabkannya....
Selasa, 07 Maret 2017
Mahkota dan Rahasia
Dunia semakin gemerlapnya...
Perempuan sudah banyak memakai mahkotanya...
Begitupun sudah banyak mengumbar rahasianya...
Rahasia yang mestinya tak diumbar seenaknya...
Karena hanya orang tertentu yang berhak mengetahuinya...
Ada yang rela mengumbarnya...
Demi imbalan yang tak sebanding nilainya...
Dan ada yang mau mengumbarnya...
Demi kesenangan yang sebentar waktunya...
Semua itu berjalan seperti yang biasanya...
Tak ada seorangpun yang mampu menghentikannya...
Karena hanya hati kecil yang bisa merubahnya....
Perempuan sudah banyak memakai mahkotanya...
Begitupun sudah banyak mengumbar rahasianya...
Rahasia yang mestinya tak diumbar seenaknya...
Karena hanya orang tertentu yang berhak mengetahuinya...
Ada yang rela mengumbarnya...
Demi imbalan yang tak sebanding nilainya...
Dan ada yang mau mengumbarnya...
Demi kesenangan yang sebentar waktunya...
Semua itu berjalan seperti yang biasanya...
Tak ada seorangpun yang mampu menghentikannya...
Karena hanya hati kecil yang bisa merubahnya....
Senin, 06 Maret 2017
Seperasaan dan Seperjuangan
Kalau kamu pernah merasa kesepian dalam keramaian...
Ingatlah kalau kamu tidak sendirian...
Masih ada mereka yang seperasaan...
Dan masih ada mereka yang seperjuangan...
Letakkanlah tanganmu dibahuku kawan...
Tegakkan badan dan tatapan lurus kedepan...
Ayo kita bersama hadapi masa depan...
Bersama kita lebih kuat lewati setiap rintangan....
Ingatlah kalau kamu tidak sendirian...
Masih ada mereka yang seperasaan...
Dan masih ada mereka yang seperjuangan...
Letakkanlah tanganmu dibahuku kawan...
Tegakkan badan dan tatapan lurus kedepan...
Ayo kita bersama hadapi masa depan...
Bersama kita lebih kuat lewati setiap rintangan....
Rabu, 01 Maret 2017
Ketika Bulan Merah Hadir
Ketika mereka masih percaya bahwa bulan merah hanyalah khayalan...
Dan ketika mereka sedang bergelimang harta kekayaan...
Bulan merah benar hadir di malam perayaan...
Perayaan berbagai macam hal yang mereka anggap kejayaan...
Saat itulah wajah mereka tampak sangat ketakutan...
Dengan kedua mata terbelalak menyaksikan yang ada dihadapan...
Berdiri terpaku tanpa bergerak kesamping, kebelakang, maupun kedepan...
Secepat kilat seorang kakek dari mereka keluar dari negara...
Mencari seseorang yang dimasa dahulu pernah mereka cela...
Karena segala omongannya dianggap hanyalah bualan belaka...
Berbagai tempat dia datangi dari barat ke timur, hingga selatan ke utara...
Namun hasilnya nihil meski sudah tiga minggu berlalu lamanya...
Hingga akhirnya di ujung minggu ke empat...
Cahaya tertangkap oleh kedua mata si kakek...
Tapi ternyata cahaya itu takkan menerangi negeri si kakek...
Karena seseorang yang dicari itu mengatakan sudah terlambat...
Dan saat si kakek kembali dengan cepat...
Negaranya telah kiamat...
Dengan segala airnya yang merah pekat....
Dan ketika mereka sedang bergelimang harta kekayaan...
Bulan merah benar hadir di malam perayaan...
Perayaan berbagai macam hal yang mereka anggap kejayaan...
Saat itulah wajah mereka tampak sangat ketakutan...
Dengan kedua mata terbelalak menyaksikan yang ada dihadapan...
Berdiri terpaku tanpa bergerak kesamping, kebelakang, maupun kedepan...
Secepat kilat seorang kakek dari mereka keluar dari negara...
Mencari seseorang yang dimasa dahulu pernah mereka cela...
Karena segala omongannya dianggap hanyalah bualan belaka...
Berbagai tempat dia datangi dari barat ke timur, hingga selatan ke utara...
Namun hasilnya nihil meski sudah tiga minggu berlalu lamanya...
Hingga akhirnya di ujung minggu ke empat...
Cahaya tertangkap oleh kedua mata si kakek...
Tapi ternyata cahaya itu takkan menerangi negeri si kakek...
Karena seseorang yang dicari itu mengatakan sudah terlambat...
Dan saat si kakek kembali dengan cepat...
Negaranya telah kiamat...
Dengan segala airnya yang merah pekat....
Sebuah Harapan dan Setangkai Bunga
Kulihat dirimu duduk sendiri dalam sepi...
Sambil memandang mentari yang kan meninggi...
Mungkin kamu masih berharap kemarin itu tak terjadi...
Tapi kamu mesti mengerti kalau itu takkan bisa kembali lagi...
Masa depan menanti, tak pantas kita lari...
Apa yang kita lakukan, kan menjadi penentu dihari nanti...
Karena itu maukah kamu berjuang bersamaku disisi...
Dengan tekad yang mantap dan tak takut mati...
Percayalah takkan sia-sia perjuangan yang kan kita jalani...
Selama kita berusaha dan berdoa pada sang Ilahi...
Pasti yang berguna dapat kita wariskan nanti...
Kepada para generasi penerus kita nanti...
Dan lihatlah apa yang sedang kupegang ini...
Sebuah bunga yang kuingin kamu namai sendiri...
Kuminta kamu menyimpannya meski tak kamu sukai...
Sebagai kenangan jikalau kumati tak bersamamu nanti....
Sambil memandang mentari yang kan meninggi...
Mungkin kamu masih berharap kemarin itu tak terjadi...
Tapi kamu mesti mengerti kalau itu takkan bisa kembali lagi...
Masa depan menanti, tak pantas kita lari...
Apa yang kita lakukan, kan menjadi penentu dihari nanti...
Karena itu maukah kamu berjuang bersamaku disisi...
Dengan tekad yang mantap dan tak takut mati...
Percayalah takkan sia-sia perjuangan yang kan kita jalani...
Selama kita berusaha dan berdoa pada sang Ilahi...
Pasti yang berguna dapat kita wariskan nanti...
Kepada para generasi penerus kita nanti...
Dan lihatlah apa yang sedang kupegang ini...
Sebuah bunga yang kuingin kamu namai sendiri...
Kuminta kamu menyimpannya meski tak kamu sukai...
Sebagai kenangan jikalau kumati tak bersamamu nanti....
Senin, 27 Februari 2017
Investasi
Dulunya negeri kami adalah negeri yang damai...
Penduduknya rukun tak tercerai-berai...
Kemudian semua keindahan itu perlahan berubah...
Ketika muncul seseorang yang ingin disembah...
Bersama pasukannya yang marah-marah...
Orang-orang jadi terkotak-kotak...
Satu sama lain saling menggertak...
Satu sama lain saling menginjak...
Tak peduli bahwa mereka bertetangga...
Tak peduli bahwa mereka bersaudara...
Sekarang yang kuharapkan dalam ini kekacauan...
Hanyalah kedatangan mereka yang mau menyelamatkan...
Menyelamatkan negeri kami dari segala rupa ancaman...
Hingga akhirnya semua itu kembali ada disini...
Sebelum sang yang ingin disembah datang kesini....
Penduduknya rukun tak tercerai-berai...
Kemudian semua keindahan itu perlahan berubah...
Ketika muncul seseorang yang ingin disembah...
Bersama pasukannya yang marah-marah...
Orang-orang jadi terkotak-kotak...
Satu sama lain saling menggertak...
Satu sama lain saling menginjak...
Tak peduli bahwa mereka bertetangga...
Tak peduli bahwa mereka bersaudara...
Sekarang yang kuharapkan dalam ini kekacauan...
Hanyalah kedatangan mereka yang mau menyelamatkan...
Menyelamatkan negeri kami dari segala rupa ancaman...
Hingga akhirnya semua itu kembali ada disini...
Sebelum sang yang ingin disembah datang kesini....
Sabtu, 25 Februari 2017
Keledai, Penjara, Virus, Manusia, dan Harapan
Segerombolan keledai telah terbebas dari penjara...
Yang pernah mengurung mereka cukup lama...
Dan kini mereka sudah membaur dengan para manusia...
Dengan penyamaran yang tak kasatmata...
Mereka kembali membuat ketidakstabilan...
Kemudian ketidakstabilan itu mewujudkan kekacauan...
Kekacauan yang sulit untuk disembuhkan...
Seperti di masa silam yang pernah mereka lakukan...
Sekarang para manusia itu masih berusaha...
Mengurung kembali para keledai itu dalam penjara...
Dan juga menghancurkan virus-virus yang disebar mereka...
Virus-virus yang menginfeksi para generasi muda manusia...
Semoga usaha para manusia itu takkan sia-sia...
Dan semoga para manusia itu takkan pernah berputus asa....
Yang pernah mengurung mereka cukup lama...
Dan kini mereka sudah membaur dengan para manusia...
Dengan penyamaran yang tak kasatmata...
Mereka kembali membuat ketidakstabilan...
Kemudian ketidakstabilan itu mewujudkan kekacauan...
Kekacauan yang sulit untuk disembuhkan...
Seperti di masa silam yang pernah mereka lakukan...
Sekarang para manusia itu masih berusaha...
Mengurung kembali para keledai itu dalam penjara...
Dan juga menghancurkan virus-virus yang disebar mereka...
Virus-virus yang menginfeksi para generasi muda manusia...
Semoga usaha para manusia itu takkan sia-sia...
Dan semoga para manusia itu takkan pernah berputus asa....
Rabu, 22 Februari 2017
Seekor Keledai yang Menyesal
Seekor keledai menunggangi kuda berkereta...
Dengan sembrono dan penuh tawa...
Menyusuri jalanan desa dan kota...
Demi menunjukkan seberapa hebat dirinya...
Kemudian dijalan dia membuat masalah...
Masalah yang membuat hidupnya berubah...
Dengan membunuh manusia yang tak bersalah...
Dan membuat manusia-manusia lainnya jadi marah...
Keledai itupun menyesali perbuatannya...
Kemudian berharap peri sakti merubahnya...
Merubahnya kembali jadi manusia...
Namun semua itu sudah terlambat baginya...
Karena peri sakti takkan sempat mendatanginya...
Dan takkan lama lagi dia akan melihat dunia...
Untuk yang terakhir kali dalam hidupnya....
Dengan sembrono dan penuh tawa...
Menyusuri jalanan desa dan kota...
Demi menunjukkan seberapa hebat dirinya...
Kemudian dijalan dia membuat masalah...
Masalah yang membuat hidupnya berubah...
Dengan membunuh manusia yang tak bersalah...
Dan membuat manusia-manusia lainnya jadi marah...
Keledai itupun menyesali perbuatannya...
Kemudian berharap peri sakti merubahnya...
Merubahnya kembali jadi manusia...
Namun semua itu sudah terlambat baginya...
Karena peri sakti takkan sempat mendatanginya...
Dan takkan lama lagi dia akan melihat dunia...
Untuk yang terakhir kali dalam hidupnya....
Selasa, 21 Februari 2017
Dia
Malam ini begitu tenang...
Langit indah bertabur bintang...
Ditambah bulan yang bersinar terang...
Dan suara-suara binatang malam yang berdendang...
Takkan kuragukan siapa yang telah menciptakannya...
Dan takkan kuragukan sebesar apa kekuasaan-Nya...
Hanya Dia yang dapat mengadakan semua ini...
Dan hanya Dia yang dapat mengatur semua ini...
Tak ada yang dapat mengalahkan-Nya...
Dan tak ada yang dapat menyamai-Nya....
Langit indah bertabur bintang...
Ditambah bulan yang bersinar terang...
Dan suara-suara binatang malam yang berdendang...
Takkan kuragukan siapa yang telah menciptakannya...
Dan takkan kuragukan sebesar apa kekuasaan-Nya...
Hanya Dia yang dapat mengadakan semua ini...
Dan hanya Dia yang dapat mengatur semua ini...
Tak ada yang dapat mengalahkan-Nya...
Dan tak ada yang dapat menyamai-Nya....
Jumat, 17 Februari 2017
Sebuah Doa Untuk Kalian
Untuk kalian yang sedang berjuang disana...
Aku selalu mendoakan semoga kalian dimenangkan...
Atas berbagai urusan...
Yang demi keadilan dan kebenaran...
Teruslah berjuang wahai kalian!
Dan janganlah pernah berkecil hati atau berputus asa!
Karena sepanjang dan segelap apapun...
Lorong yang kalian susuri itu...
Pasti kalian akan menemukan...
Cahaya di ujungnya, yakinlah!
Aku selalu mendoakan semoga kalian dimenangkan...
Atas berbagai urusan...
Yang demi keadilan dan kebenaran...
Teruslah berjuang wahai kalian!
Dan janganlah pernah berkecil hati atau berputus asa!
Karena sepanjang dan segelap apapun...
Lorong yang kalian susuri itu...
Pasti kalian akan menemukan...
Cahaya di ujungnya, yakinlah!
Sabtu, 28 Januari 2017
Para Burung Muda
Bentangkanlah sayap kalian selebar-lebarnya...
Dan tajamkanlah pandangan kalian setajam-tajamnya...
Kemudian terbanglah setinggi-tingginya...
Dan menjelajahlah seluas-luasnya...
Jangan pernah berpikir... jangan pernah...
Kalau mulai besok mentari takkan pernah terbit lagi...
Karena kalian bukanlah pengendali mentari...
Yakinlah kalau mentari kan selalu terbit setiap pagi...
Sampai waktu yang dikehendaki sang penciptanya...
Wahai para burung muda...
Kalian adalah harapan disetiap pagi...
Janganlah kalian mengisi waktu kalian dengan kesia-siaan...
Dan janganlah kalian menolak kenyataan itu...
Karena itulah takdir kalian....
Dan tajamkanlah pandangan kalian setajam-tajamnya...
Kemudian terbanglah setinggi-tingginya...
Dan menjelajahlah seluas-luasnya...
Jangan pernah berpikir... jangan pernah...
Kalau mulai besok mentari takkan pernah terbit lagi...
Karena kalian bukanlah pengendali mentari...
Yakinlah kalau mentari kan selalu terbit setiap pagi...
Sampai waktu yang dikehendaki sang penciptanya...
Wahai para burung muda...
Kalian adalah harapan disetiap pagi...
Janganlah kalian mengisi waktu kalian dengan kesia-siaan...
Dan janganlah kalian menolak kenyataan itu...
Karena itulah takdir kalian....
Jumat, 20 Januari 2017
Wangimu
Dalam dinginnya malam di musim hujan ini...
Tiba-tiba teringat dirimu yang pernah bersamaku...
Di masa lalu, yang belum lama berlalu...
Waktu itu, kamu berada disampingku...
Dengan kepala yang disandarkan di bahuku...
Sambil memandang matahari terbit...
Kamu tersenyum, kemudian berkata:
Aku ingin setiap akhir pekan kita seperti ini...
Lalu aku menempelkan ujung hidungku kerambutmu...
Aku ingat, kamu pernah berharap kita akan selamanya bersama...
Dan kamu pernah menantangku...
Seberapa kuat aku menjalani waktu bersamamu...
Karena kamu percaya, bahwa di masa depan...
Badai akan terjadi lebih dahsyat...
Dan malam mungkin akan sering lebih gelap...
Kini, waktu telah berlalu, terasa begitu cepat...
Dan ternyata, takdir telah menunjukkan...
Kamu dan aku tak bersama hingga saat ini...
Sebuah ironi, memang...
Tapi semuanya sudah terjadi...
Dan waktu tak dapat dikembalikan lagi...
Namun, aku takkan pernah melupakan kenangan itu...
Wangi tubuhmu...
Dan juga, wangi rambutmu....
Tiba-tiba teringat dirimu yang pernah bersamaku...
Di masa lalu, yang belum lama berlalu...
Waktu itu, kamu berada disampingku...
Dengan kepala yang disandarkan di bahuku...
Sambil memandang matahari terbit...
Kamu tersenyum, kemudian berkata:
Aku ingin setiap akhir pekan kita seperti ini...
Lalu aku menempelkan ujung hidungku kerambutmu...
Aku ingat, kamu pernah berharap kita akan selamanya bersama...
Dan kamu pernah menantangku...
Seberapa kuat aku menjalani waktu bersamamu...
Karena kamu percaya, bahwa di masa depan...
Badai akan terjadi lebih dahsyat...
Dan malam mungkin akan sering lebih gelap...
Kini, waktu telah berlalu, terasa begitu cepat...
Dan ternyata, takdir telah menunjukkan...
Kamu dan aku tak bersama hingga saat ini...
Sebuah ironi, memang...
Tapi semuanya sudah terjadi...
Dan waktu tak dapat dikembalikan lagi...
Namun, aku takkan pernah melupakan kenangan itu...
Wangi tubuhmu...
Dan juga, wangi rambutmu....
Langganan:
Komentar (Atom)