Rabu, 21 September 2016

Doa Semoga 'tuk Kampung 'ni

Terbangun di pagi yang mendung
Mimpi semalam membuatku termenung
Tentang yang akan terjadi pada 'ni kampung
Apakah nanti kakek di sungai masih bisa mendayung?
Aku khawatir kalau tak bisa dia 'kan bingung

Tapi semoga saja itu tak menjadi nyata
Karena aku belum sanggup menghadapinya
Dan sekali lagi aku akan berdoa
Semoga saja itu tak menjadi nyata
Karena aku belum sanggup menghadapinya

Selasa, 20 September 2016

Perkenalan Dirimu

Kamu begitu percaya diri memperkenalkan diri didepan kami semua
Disertai banyak gurauan, berharap kami semua tertawa
Tapi kami hanya bisa tersenyum tanpa mulut terbuka
Karena hanya itulah yang kami bisa

Kepercayaan dirimu menurut kami begitu lucu
Bukan gurauanmu yang menurut kami tidak lucu
Mungkin kamu akan bertanya kenapa bisa begitu
Kami akan menjawab karena kamunya memang begitu

Baiklah kami akan memberitahu alasannya kenapa
Sebenarnya kami sudah mengetahui semuanya 
Sejak sebelum kamu berdiri di depan sana
Jadi mungkin kamu tahu apa maksudnya

Bagaimana kami bisa tahu semua itu?
Karena kamu menunjukannya sendiri melalui perilaku
Mungkin sekarang kamu baru menyadari itu
Dan itu telah menjadi penentu kami padamu

Senin, 19 September 2016

Memperhatikan Ucapanmu

Kamu bertanya, kenapa aku hanya duduk-duduk disini melihatmu
Aku jawab, itu karena aku sedang memperhatikan semua ucapanmu

Kamu bertanya, ucapan yang mana, sedangkan tiada terucap sepatah katapun
Aku jawab, semua ucapanmu setiap sebelum kamu melakukan apapun

Kamu berkata, kamu sedang melakukan tanpa berucap apapun
Aku jawab, ingat kembali semua ucapanmu setiap sebelum kamu melakukan apapun

Dan kamu tampak tidak mengerti
Kuberitahu kamu jika aku sedang memperhatikan semua ucapanmu dengan teliti

Dan jika kamu masih belum mengerti
Kuberitahu kamu sekali lagi

Aku sedang memperhatikan, semua yang kamu ucapkan
Dan yang kamu lakukan, adalah yang kamu ucapkan

Iya Itulah Kamu

Tiap kali aku bertemu denganmu
Jujur aku ingin mengaku
Bahwa aku selalu terpesona olehmu
Dan kamu harus tahu
Tidaklah mudah bagi kita untuk bertemu
Karena begitu langkanya waktu
Dan ada hal yang terasa lucu bagiku
Entah kenapa bisa begitu
Saat kutatap kedua matamu
Kamu menatap kedua mataku
Saat aku tersenyum padamu
Kamu tersenyum balik padaku
Dan saat aku tertawa didepanmu
Kamu ikut tertawa didepanku
Sungguh ini fenomena yang unik bagiku
Meski kamu tidaklah sama denganku
Iya itulah kamu
Orangutan yang ada di kebun binatang itu
Semoga mereka yang sama denganku 
Sadar untuk selalu menjagamu

Pengaduan Tentang Gengmu

Kamu datang padaku sambil menangis tersedu-sedu
Mengadu bahwa gengmu tak mau bersatu
Bersatu dalam semua peraturan yang dibuat olehmu
Kamu memintaku untuk membantumu
Membantu mempersatukan kembali gengmu
Tapi itu malah jadinya membebani hidupku
Dengan berbagai permintaan yang tak masuk akal bagiku
Dan malah membuat diriku seolah seperti pembantu
Aku mencoba menolaknya tanpa harus menyakiti hatimu
Tapi aku tahu kamu takkan pernah menyerah padaku
Sebelum semua keinginanmu terwujud berkat bantuanku
Apalagi jika itu adalah tentang gengmu

Pertanyaan Untuk Koar-Koarmu

Jika kamu selalu berkoar-koar padaku
Supaya bekerja keras demi masa depan negara kita
Maka aku ingin bertanya padamu sekali saja...
Apakah kamu menyadari...
Menyadari semua yang telah kamu lakukan adalah...
Pengrusakan moral anak-anak dan para remaja negara kita?
Kamu mendoktrin mereka supaya hidup seperti binatang di hutan rimba
Saling cakar, saling mangsa, dan saling terkam demi menjadi raja rimba
Kamu hilangkan agama dan budaya seperti menghapus guratan pensil diatas kertas
Apakah kamu lupa dirimu, diriku, dan mereka adalah manusia?
Itukah kerja kerasmu demi masa depan negara kita?
Merubah negara yang harmonis dan kaya akan keberagaman ini menjadi hutan rimba?
Yang didalamnya diisi oleh binatang-binatang buas yang liar?
Itulah pertanyaanku untuk semua koar-koarmu padaku

Senin, 12 September 2016

Kalian Mau Kemana

Kemana... kalian mau kemana?
Kenapa begitu tergesa-gesa mengemasi barang?
Seakan tempat ini tak ada artinya lagi
Padahal inilah dimana kalian lahir dan dibesarkan

Jika kalian begitu yakin dengan diluar sana
Maka peganglah keyakinan itu
Terkadang kebenaran itu tidak langsung tampak
Maka ketika kebenaran itu nyata sampai pada kalian
Apakah kalian mau menerimanya?

Jika kalian ingin pergi, maka pergilah
Tapi ingatlah dimana kalian lahir dan dibesarkan
Ingatlah dimana kalian dibentuk hingga seperti sekarang
Karena seringkali itulah tempat pulang setelah jauh berpetualang

Minggu, 11 September 2016

Seperti Angka Seratus Ribu

Apalah artinya memiliki ilmu yang luas seperti lautan...
Apalah artinya memiliki harta benda yang menumpuk seperti gunung...
Apalah artinya memiliki rupa muka yang elok seperi permata...
Apalah artinya memiliki tubuh yang kuat seperti besi...
Apalah artinya memiliki sekutu yang banyak seperti koloni semut...
Apalah artinya semua itu...
Apalah artinya...
Apalah artinya jika tanpa moral yang baik...
Seperti angka seratus ribu yang kehilangan angka 'satu'

Sabtu, 10 September 2016

Rumah yang Telah Berganti Penghuni

Ini adalah tempat dimana aku bisa mengenangnya
Tepat sebelum depan rumah di suatu gang pinggiran kota
Ketika dirinya menjulurkan kepalanya
Kemudian mengatakan ‘hai’ sambil tersenyum kepadaku
Begitu membekas ingatan itu... 
Ketika dinginnya sore terasa bersama hembusan angin
Dan matahari tidak sepanas saat tengah hari
Sekarang... aku kembali ke tempat ini, setelah sekian lama berlalu
Namun, aku tidak mengalami kembali kejadian saat itu
Dia... sudah pergi... entah kemana
Rumah itu kini telah berganti penghuni

Jumat, 09 September 2016

Kalian yang Dinanti

Ini aku, berjalan sendiri menyusuri kota di pagi hari
Meresapi sisa-sisa keheningan malam yang perlahan mulai menghilang
Burung-burung terbang kesana-kemari sambil bernyanyi
Bersiap menyambut kemunculan sang mentari yang tinggal sebentar lagi
Kemudian aku naik ke puncak bukit tertinggi
Memandangi hamparan kota yang luas
Cahaya mentari perlahan menerangi setiap bagian yang gelap
Penduduk tampak satu persatu mulai bangun dari tidurnya
Aku masih bertanya-tanya sambil melihat ke seluruh penjuru mata angin
Dari mana akan datangnya, itu yang selalu diceritakan
Kalian... wahai pasukan pembebas, pasukan terbaik
Bersama pemimpin kalian, pemimpin terbaik
Yang akan memusnahkan semua kesemenamenaan dan kebencian
Lalu menegakkan keadilan dan mendatangkan perdamaian
Kalian... yang dinanti-nanti, yang selalu diceritakan
Entah sampai kapan... tapi kalian takkan pernah berhenti dinanti-nanti

Senin, 05 September 2016

Trotoar yang Sama

Akhirnya... aku kembali menginjakkan kedua kakiku
Diatas trotoar pinggiran kota ini
Tempat yang sama dengan masa itu
Ketika aku menyebut-nyebut namanya padanya yang sedang berjalan didepanku
Tapi dia tidak memalingkan badannya, ataupun kepalanya
Ketika dia telah berada jauh dariku, baru dia melihat padaku
Tersenyum dengan mata yang sayu, lalu dia pergi dengan bus itu
Saat itu aku berpikir apakah aku dapat bertemu dengannya lagi
Waktu pun berlalu, dan...
Pikiran itu belum berubah hingga saat ini

Minggu, 04 September 2016

Seperti Malam Itu

Malam yang diselimuti hujan ini
Membuatku teringat pada malam yang sama
Namun... di masa yang berbeda
Aku terus berusaha mengingat-ngingatnya
Merangkai kembali setiap kepingan memori yang berserakan
Hingga akhirnya, aku berhasil menyusunnya
Lalu kupikir...
Lebih baik mulai seperti malam itu lagi
Seterusnya... hingga sebelum suatu waktu tiba