Jumat, 26 Agustus 2016

Penginap Bajingan

Tok tok tok... seseorang mengetuk pintu
Setelah dibuka... ternyata dia
Berniat untuk menumpang buang air
Kemudian menjadi menumpang tidur semalam
Tidak masalah, karena aku dianggap sahabat olehnya

Tapi lama kelamaan dia menjadi menyebalkan
Hampir setiap hari dia melakukannya
Dan selalu membawa perilaku dirumahnya
Yang mana perilaku tersebut tidaklah baik
Dia tahu aku tidak menyukainya, tapi dia berpura-pura tidak tahu

Mulutnya juga, seperti pedang yang tidak terlihat
Ketika didalam, dia berkata rumahku bersih padaku
Ketika diluar, dia berkata rumahku kotor pada kawan-kawannya
Itulah caranya memperlakukan yang dianggap sahabat
Dia terus melakukannya, dan terus melakukannya, bukan hanya kepadaku saja

Rabu, 24 Agustus 2016

Etika Makan

Makan yuk makan
Siapa yang selama hidupnya tidak pernah makan
Kita manusia butuh makan
Tapi jangan melewati garis peringatan
Jangan jadikan makan sebagai kesukaan
Jadikanlah makan sebagai kebutuhan
Karena kalau sudah menjadi kesukaan
Kita bisa menjadi seperti tidak berpikiran

Selasa, 23 Agustus 2016

Memori di Pagi yang Lalu

Masih ingat aku, bersamamu kawan, dalam mobil itu
Waktu itu, bertahun-tahun yang lalu
Saat mobil berjalan di atas jalan layang itu
Kita dapat melihat pemandangan yang luas
Merasakan betapa sejuknya udara
Menyaksikan mentari pagi yang menyinari semuanya
Kuning terang memantul di kaca setiap bangunan
Hijau bercahaya memancar dari pepohonan
Langit biru dengan awan-awan putih
Burung-burung berseliweran sambil bernyanyi
Dan segarnya tatapan orang-orang
Kamu berkata: tempat ini begitu indah, aku tidak akan meninggalkan tempat ini, aku mencintainya

Waktu pun berjalan
Hingga tibalah hari itu
Kamu mengingkari janjimu
Tapi aku tahu kamu tidak menginginkannya
Kamu pergi meninggalkan kami semua
Bukan sebentar saja
Tapi selamanya
Selamat jalan kawan
Semoga kamu tenang disana, di tempat barumu

Hanya Sekilas

Gambar memang berbicara lebih dari tulisan
Jika tersimpan dengan baik, dapat menjadi mesin waktu
Maka kubuka kembali semua gambar itu
Yang bergerak dan yang diam
Kuhayati setiap gambar yang ada
Semuanya seperti benar-benar hidup
Membuat seakan aku kembali ke masa itu
Begitu menyenangkan kembali ke masa muda
Saat wajah ini begitu banyak tersenyum
Dengan sedikit beban yang tertahan di pikiran

Tapi sayangnya...
Semua itu hanya sekilas
Takkan sedikitpun aku bisa
Mengembalikan semua itu yang telah berlalu

Jumat, 19 Agustus 2016

Menjadi Penjajah

Lihatlah ke sekeliling
Pepohonan rimbun berdiri tegak
Lihatlah ke sekeliling
Gunung-gunung menjulang kokoh ke angkasa
Lihatlah ke sekeliling
Taman-taman indah bertebaran disana-sini
Lihatlah ke sekeliling
Sungai-sungai mengalir berkilauan bagai permata
Lihatlah ke sekeliling
Hasil tani berlimpah menumpuk seperti bukit
Lihatlah ke sekeliling
Udara begitu hangat dan sejuk menyelimuti tubuh

Naiklah ke puncak gunung
Lihatlah betapa lautan membentang luas
Menyimpan berbagai rahasia yang ada di dalamnya
Kita sudah diberkahi dengan alam yang memanjakan kita
Kita tidak perlu susah payah mencari ke luar
Jadi, untuk apa kita menjadi penjajah?

Kamis, 18 Agustus 2016

Bola Cahaya dan Kegelapan

Terbangun di sore yang remang
Matahari tidak menampakkan dirinya
Tertutup awan kelabu yang memenuhi langit
Suara hantaman air hujan terdengar lembut
Disertai baunya yang khas

Kurasa aku masih mengantuk
Kupejamkan mataku lagi, kudaratkan tubuhku
Demi menuntaskan mimpiku yang terpotong

Lalu...

Aku terbangun kembali
Kali ini suasananya begitu terang
Bukan dari cahaya lampu

Kutampar kedua pipiku
Hanya untuk memeriksa apakah aku bermimpi
Ternyata aku tidak bermimpi

Kubuka tirai yang menutupi jendela
Pemandangan yang ganjil di depan mata
Bola cahaya yang sangat menyilaukan di kejauhan

Kemudian semuanya bergetar
Terus bergetar, terus bergetar semakin hebat
Tiba-tiba udara menjadi terasa sangat panas

Buam! Kurasakan satu hentakan dahsyat
Disusul pecahnya kaca jendela
Serpihannya menerpa wajahku 
Bersama hembusan angin yang kencang

Kurasakan sakit yang luar biasa diseluruh tubuh
Tak lama kemudian
Semuanya menjadi gelap

Rabu, 03 Agustus 2016

Bertanya Pada Jam Tangan

Kuarahkan mataku ke langit yang dipenuhi awan kelabu
Kemudian turunlah bayangan-bayangan masa itu
Masa itu, masa lalu bertahun-tahun yang lalu
Lalu aku bertanya pada jam tanganku
Dapatkah aku memundurkan waktu
Dia menjawab, kau pasti melucu
Hanya angka-angka saja di depan mataku
Yang bisa kuubah sesuka hatiku
Ya... kusadari itu... aku hanya melucu