Minggu, 22 Mei 2016

Kita Saat Itu

Ingatkah kita saat itu?
Ketika kita antara ada dan tiada...
Ketika kita tidak memiliki persatuan hati...
Ketika kita tidak memiliki ikatan emosi...
Ketika kita saling buruk sangka...
Ketika kita saling khianat...
Ketika kita saling sikut...
Ketika kita saling jegal...
Ketika kita meninggalkan kita yang terluka di pinggir jalan...
Ketika kita seperti pecahan kaca yang berserakan di hutan...
Ketika kita seperti berada didalam kabut yang seakan takkan sirna...

Cukuplah semua itu menjadi kita yang lama!
Karena mulai hari ini dan seterusnya
Kita akan menjadi kita yang baru!
Yang bersatu hingga berakhirnya waktu!

Sistem Baru, Jenderal

Suatu waktu, Hasta, seorang jenderal tertinggi Kerajaan Yutun ditugasi oleh raja mengunjungi Kekaisaran Adikara untuk belajar bagaimana Kekaisaran tersebut mengorganisir pasukannya. Hasta pun pergi dengan ditemani beberapa petinggi kerajaan.

Sesampainya di Kekaisaran Adikara, Hasta takjub terhadap kekaisaran tersebut yang mampu mengorganisir pasukannya yang berjumlah sangat banyak dengan begitu teratur. Belasan kali lebih banyak daripada negaranya. Pasukan yang ada tidak hanya berasal dari penduduk Kekaisaran Adikara saja, tapi juga dari berbagai negara yang menjadi jajahan atau sekutu kekaisaran; menjadikan pasukan Kekaisaran Adikara multi negara. Dalam pandangan Hasta, tidak mudah untuk mengatur pasukan yang heterogen.

Beberapa hari kemudian, tanpa diduga suatu kelompok pemberontak yang menginginkan pemerintahan diganti menjadi republik, menyerang kekaisaran. Serangan pemberontak tersebut kerapkali merepotkan karena dilakukan secara sporadis dan juga didukung persenjataan yang cukup banyak. Hasta berkesempatan untuk menyaksikan bagaimana pasukan Kekaisaran Adikara beraksi.

Namun Hasta merasa aneh karena semua pasukan yang maju bertempur adalah perempuan, entah itu komandan lapangan, pasukan infanteri, kru kendaraan lapis baja, operator artileri, personil medis, dan yang lainnya. Sedangkan pasukan laki-lakinya hanya menyaksikan saja jalannya pertempuran melalui televisi. Baru kali ini Hasta menyaksikan bagaimana perempuan diterjang badai peluru senapan mesin, dicabik-cabik granat atau roket, ditusuk bayonet, dan dihajar popor senapan. Pemandangan tersebut membuat Hasta pusing.

Hasta bertanya kepada salah satu Jenderal Kekaisaran Adikara, kenapa semua yang maju ke medan perang adalah perempuan. Jenderal lelaki tersebut menjawab, “Karena negara kami sudah menerapkan sistem kesetaraan gender, apakah negaramu belum menerapkan sistem ini jenderal?”

Hasta mengerutkan dahinya, kemudian menggaruk-garuk kepalanya yang beruban.

Rabu, 04 Mei 2016

Sabar Dalam Keyakinan

Kalian menyebar kesemua penjuru mata angin
Hanya untuk mencari dosa
Dan menanam bibit-bibit kebencian
Kemudian menjadi sampah
Yang berserakan disana-sini
Yang menjadi sumber berbagai penyakit
Merusak pemandangan dan bau
Semua keasrian yang dulu pernah ada
Sirna oleh kalian

Ketika sudah jelas bahwa kalian adalah penyebabnya
Dengan ringannya kalian berkata pada kami:
Itu adalah salah kalian, bukan kami, kami sebenarnya berjasa
Berjasa mengadakan perbaikan

Biarlah... waktu yang menunjukkan
Bahwa tuhan tidak diam terhadap perbuatan kalian
Ini hanya masalah sabar dalam keyakinan saja

Harapan Bulan Ini

Hujan, apakah sekarang ini akan menjadi bulan penghabisanmu
Sebelum kemarau datang untuk menggantikan?
Kuharap tidak, itulah yang aku harapkan
Semoga kamu menambah waktumu
Kalaupun harus digantikan, janganlah lama-lama
Semoga....

Senin, 02 Mei 2016

Yang Selalu Kegerahan

Hey hey hey...
Siapa itu yang disana
Yang selalu kegerahan meskipun dingin
Disaat ada orang lain yang lebih tinggi

Entah kenapa kamu selalu seperti itu
Apakah karena suatu kebetulan?
Atau karena sudah disugesti sejak kecil?
Masih kabur jawabannya